Hibridisasi Orbital
kata 'hibridisasi'
berarti 'pencampuran' dan bila digunakan dalam konteks orbital atom, ia
menjelaskan cara menurunkan arah
orbital dengan leluasa yang dapat digunakan dalam VB teori. Hibridisasi adalah konsep
pencampuran orbital atom menjadi orital hibrida yang sesuai dengan pasangan
elektron yang membentuk ikatan kimia. Orbital hibrida biasanya mempunyai
perbedaan energi dan bentuk. Hibridisasi berguna untuk mejelaskan struktur molekulerketika
teori ikatan valensi gagal untuk menjelaskan.
Teori hibridisasi dipromosikan
oleh kimiawan Linus pauling, ia mendasarkan teori atomnya pada mekanika
gelombang yang mengemukakan konsep orbital. Orbital adalah daerah paling boleh
jadi (paling mungkin) menemukan elektron
karena elektron mempunyai sifat dualisme (de broglie) yaitu elektron memiliki
sifat gelombang karena mempunyai massa
yang sangat kecil (foton). Posisi elektron
pada mekanika gelombang ditentukan berdasarkan 4 bilangan kuantum yaitu
bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), bilangan kuantum
magnetik (m), bilangan kuantum spin (s).
Sedangkan
konfigurasi elektron berdasarkan mekanika gelombang didasarkan pada azas
aufbau, aturan hund, larangan pauli dengan beberapa seperti pada tabel
Bentuk orbital s adalah bola silindris (tidak ada simpul),
sedangkan bentuk orbital p dan d adalah balon terpilin/terputar (mempunyai
simpul). Jumlah orbital s adalah 1 sedangkan jumlah orbital p adalah 3 (px, py,
dan pz), jumlah orbital d adalah 5, sedangkan jumlah orbital f adalah 7 yang disebut
orbital degenerasi (mempunyai energi
yang sama). Jumlah maksimum elektron dalam suatu orbital adalah 2, sehingga
aturan 2n2 untuk jumlah maksimum elektron pada kulit (K,L,M, dan
seterusnya) seperti model atom Bohr juga sama dalam hal ini.
Ikatan pada struktur linus pauling adalah menggunakan konsep
hibridisasi yaitu ppeleburan (perkawinan) antara orbital atom (OA) menjadi
orbital molekul (OM) yang didasarkan pada Hukum
kekekalan orbital yaitu bila
sebanyak n orbital atom bergabung akan menghasilkan n orbital molekul yang
degenerasi. Berdasarkan konsep hibridisasi maka muncul orbital molekul sp3,
sp2, sp dengan bentuk molekul dan sudut ikat berturut-turut adalah :
1.
Hibridisasi sp3 (tetrahedral, 109,5o)
Hibridisasi sp3 dapat menjelaskan struktur
molekul tetrahedral. orbital 2s dan tiga orbital 2p melakukan hibridisasi untuk
membentuk empat orbital sp, masing-masing terdiri dari 75% karakter p dan 25%
karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri dan penolakan elektron bersifat
lemah.
Hibridisasi satu orbital s dengan tiga
orbital p (px,py,dan pz) menghasilkan empat orbital hibrida sp3 yang mempunyai
sudut sebesar 109,5o satu sama lain sehingga membentuk geometri
tetrahedral.
2.
Hibridisasi sp2 (planar=datar, 120o)
Hibridisasi sp2 berguna untuk menjelaskan
bentuk struktur molekul trigonal planar. Orbital 2s dan dua orbital 2p
melakukan hibridisasi membentuk tiga orbital sp, masing-masing terdiri dari 67%
karakter p dan 33% karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri membentuk
trigonal (segitiga) planar, menghadap sudut segitiga untuk meminimalisasi
penolakan elektron.
Hibridisasi satu orbital s dan dua orbital
p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2 yang berorientasi dengan sudut sebesar
120o satu sama lain sehingga membentuk trigonal(segitiga).
3.
Hibridisasi sp (linier, 180o)
Hibridisasi sp dapat digunakan untuk
menjelaskan struktur molekul linier. Orbital 2s dan satu orbital 2p melakukan
hibridisasi membentuk dua orbital sp, masing-masing terdiri dari 50% karakter p
dan 50% karakter s.
Cuping depan berhadapan satu sama lain dan
membentuk garis lurus 180o antara dua orbital.
Atom unsur penyusun senyawa
organik yang dapat mengalami hibridisasi seperti diatas adalah C, O, dan N
Ikatan
Rangkap Terkonjugasi
Ikatan
rangkap terkonjugasi terjadi dalam senyawa organik yang atom-atomnya
secara kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan
memengaruhi satu sama lainnya membentuk daerah delokalisasi
elektron. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi ini bukanlah
milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan sistem konjugasi ini. Adanya
ikatan tunggal menyebabkan ketidakstabilan pada ikatan rangkap sehingga senyawa
tersebut terdelokasi agar mencapai kestabilan struktur.
Ikatan antar C-O lebih stabil daripada ikatan antar C-C karena pada ikatan C-O,
Atom O memiliki jumlah electron yang banyak untuk disumbangkan ke atom C
sehingga memiliki afinitas electron yang lebih tinggi. Hal ini berbeda pada
ikatan C-C yang memiliki jumlah electron yang sama .
Isomer
Cis-Trans
Terdapat dua
bentuk isomer cis-trans, yakni cis
dan trans.
Cis
mengandung pengertian bahwa substituen terletak pada bidang yang sama.
Sedangkan trans mengandung pengertian bahwa substituen terletak pada bidang
yang berseberangan. Trans memiliki struktur yang lebih stabil dari pada cis
karena cis memiliki halangan rintangan sterik yang lebih rumit.
Isomer
cis-trans memiliki sifat fisis yang berbeda . Isomer cis memiliki titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan dengan isomer trans. Sehingga isomer trans lebih
cepat mendidih karena kerapatan electron trans lebih kecil dan
kebolehjadian terbentuknya ikatran trans lebih rendah sehingga ikatan mudah
diputuskan.
Isomer Trans
memiliki titik leleh yang lebih tinggi dari pada isomer cis. Sehingga isomer
cis lebih cepat meleleh cis memiliki halangan sterik yang rumit, energy kinetic
cis yang besar dan struktur cis yang lebih dekat.
Pengarah Orto, Para, Dan Meta
Gugus Pengarah Orto dan Para
Semua
pengarah orto,para adalah elekton donor, baik karena resonansi atau karena
pengaruh induksi . Gugus pada cincin akan mengarahkan substituen yang baru
masuk pada posisi orto, para atau meta sesuai dengan gugus mulanya. Gugus mula
tersebut yang disebut sebagai penentu orientasi. Gugus yang merupakan activator
kuat adalah gugus pengarah orto, para (adisi elektrofilik mengambil tempat pada
posisi orto dan para bergantung pada activator). Orientasi ini terutama
disebabkan oleh kemampuan substituen pengaktif kuat untuk melepaskan elektron
(gugus amino dan gugus hidoksil merupakan gugus activator yang baik). dapat
disimpulkan bahwa semua gugus dengan elektron bebas pada atom yang melekat pada
cincin ialah pengarah orto dan para..
Gugus
Pengarah Meta
Pengarah
meta mempunyai atom bermuatan positif atau sebagian positif yang terikat pada
cincin benzena. Dalam reaksi nitrobenzena, gugus nitronya tidak menambah
kesetabilan intermedietnya. Malahan intermediet substitusi orto, atau para dan
keadaan transisinya kurang stabil (karena energy yang tinggi), karena sebuah
struktur resonansi mengandung muatan positif pada atom berdekatan. Oleh karena
itu, substitusi terjadi lebih banyak pada tempat meta, sebab keadaan transisi
dan intermediatnya pada tempat yang berdekatan mengandung muatan positif. Dapat
disimpulkan semua gugus dengan atom yang langsung melekat pada cincin aromatik
bermuatan positif atau merupakan bagian dari ikatan majemuk dengan unsure yang
lebih elektronegatif ialah pengarah meta.
Oleh karena
itu, substitusi terjadi lebih banyak pada tempat meta, sebab keadaan transisi
dan intermediatnya pada tempat yang berdekatan mengandung muatan positif.
Assalamualaikum nia
BalasHapusFitri ingin menambahkan sedikit tentang hibridisasi orbital untuk lebih melengkapi
Benzena yang mempunyai dua substitusi diberi nama dengan sistem orto, meta,para. Suatu substituen dalam cincin benzena akan menjadi pengarah bagi substituenkedua, ke arah tempat orto dan para atau tempat meta. Pengarah –o, p adalah gugus –R,-Ar dan tiap tiap gugus yang mempunyai pasangan elektron valensi yang sunyi(menyendiri) dapat diberikan pada cincin untuk menstabilkan keadaan transisi yang akanmembentuk intermediate, kecuali golongan haloge, pengarah orto, para akanmengakibatkan cincin lebih tertutup terhadap substitusi sehingga bersifat mendeaktivasiberbeda dengan pengarah orto, para lainnya yang bersifat mengaktivasi.
Terima kasih
terimakasih atas tambahannya
HapusAssalamualaikum warahmatullah. Ingin sedikit menambahkan..
BalasHapusContoh senyawa yg terdelokasi, fenol (C6H5OH memiliki sistem 6 elektron di atas dan di bawah cincin planarnya sekaligus di sekitar gugus hidroksil.
Sistem konjugasi secara umumnya akan menyebabkan delokalisasi elektron di sepanjang orbital p yang paralel satu dengan sama lainnya. Hal ini akan meningkatkan stabilitas dan menurunkan energi molekul secara keseluruhan
terimakasih saudari wahyuni telah ikut berpartisipasi memberikan tambahan
HapusAssalamualaikum warahmatullah.saya ingin bertanya, hibridisasi satu obital s dengan tiga orbital p menghasilkan empat orbital hibrida sp3 sehingga membentuk geometri tetrahedral. bisakah anda memberikan contoh untuk pertanyaan ini??
BalasHapusterima kasih
waalaikumsalam wr wb
Hapusterimakasih atas pertanyaannya sri rezeki
pada molekul CH4 membentuk semua empat orbital sp3 yang terbentuk akibat pencampuran 1s dan orbital 3p tunggal diduduki dan karena itu sudut ikatan khas que geometri tetrahedral. Setiap kali atom karbon bereaksi dengan atom atau kelompok 4 lainnya, itu mengalami sp3 hibridisasi, empat orbital hibrida sp3 yang mengandung elektron tunggal cenderung memindahkan sejauh mungkin dan akhirnya Cenderung diarahkan sudut tetrahedron biasa. Sudut ikatan antara setiap hibrida sp3 dua orbital adalah 109∘28 'Kira-kira mengarah ke molekul tetrahedral reguler geometri. Contoh lain molekul CH4, CCl4, CHCl3 dll
semoga bermanfaat
Assalamualaikum kak mau bertanya
BalasHapusPada senyawa yang hibridisasi apa senyawa isomer cis dan trans terjadi..?