Sabtu, 10 September 2016

pertemuan 2




Peranan orbital dalam pembentukan ikatan
Selasa, 6 september 2016

Partikel adalah sebuah satuan dasar dari benda/materi atau bagian terkecil dalam pembentukan ikatan orbital. Bisa juga dikatakan Partikel merupakan satuan bagian terkecil dari suatu materi. Jenis Partikel ini ada 3 yaitu: atom, molekul, dan ion. Jadi baik atom, molekul, dan ion ke tiga-nya merupakan satuan terkecil dari materi yg secara umum disebut partikel.
    pada tahun 1900 Max Planck mengemukakan bahwa gelombang cahaya memiliki sifat partikel, dan transfer suatu radiasi elektromagnetik berlangsung dalam paket atau satuan energi yang disebut kuantum. Planck berpendapat bahwa kuanta yang berbanding lurus dengan frekuensi tertentu dari cahaya, semuanya harus berenergi sama, hal ini dapat dilihat dengan persamaan :
E = hV
Ket      E : Energi kuantum
h : Tetapan Planck (6,626 x 10 -34 J.s)
V : Frekuensi
       Menurut de Broglie, cahaya dapat berperilaku sebagai materi dan berperilaku sebagai gelombang (dikenal dengan istilah dualisme gelombang partikel). Prinsip dualitas inilah menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika kuantum oleh Erwin Schrodinger. Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”. Sedangkan yang kita ketahui bahwa kecepatan elektron saat bergerak yaitu sama dengankecepatancahaya(3.10^8m/s)

          Erwin Schrodinger mengajukan teori yang disebut teori atom mekanika kuantum ”Kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti yang dapat ditentukan adalah kemungkinan menemukna elektron sebagai fungsi jarak dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Orbital digambarkan berupa awan, yang tebal tipisnya menyatakan besar kecilnya kemungkinan ditemukan elektron di daerah tersebut.
Orbital S
  • Bentuk gelombang dari orbital 1s adalah seperti senar gitar, kecuali bahwa bentuknya adalah tiga dimensi.
  • Semua gelombang memiliki tanda positif pada saat tertentu, sesaat kemudian menjadi negatif.
  • Orbital 1s berbentuk bola simetris, sering digambarkan dengan lingkaran atau bola dengan nukleus pada pusatnya dan dengan tanda positif atau negatif untuk menunjukkan tanda sesaat dari wave function.
  • Untuk elektron dalam orbital 1s: kemungkinan > 90% elektron berada dalam ruangan yang berbentuk bola.
  • Karena jarak rata-rata dari inti atom untuk orbital 2s lebih besar daripada untuk orbital 1s, maka orbital 2s digambarkan dengan bola yang lebih besar.
  • Akibatnya, densitas elektron rata-rata dalam orbital 2s lebih kecil daripada densitas elektron rata-rata dalam orbital 1s.
Orbital P
  • Jika kita letakkan jari kita di tengan senar gitar sementara kita memetiknya, maka jari-jari kita mencegah titik tengah tersebut untuk bergerak.
  • Pergeseran (gerakan + atau – ) di titik tengah tersebut selalu nol; titik ini disebut node.
  • Sekarang ada dua bagian senar yang bergetar dengan arah getaran yang saling berlawanan.
  • Kedua bagian senar itu disebut out of phase (fasanya tidak sama); ketika yang satu bergerak ke atas, maka yang lain bergerak ke bawah.



Teori Schrodinger dan prinsip ketidakpastian Heisenberg melahirkan model atom mekanika kuantum sebagai berikut:
  1. Posisi elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti.
  2. Atom mempunyai kulit elektron.
  3. Setiap kulit elektron memiliki subkulit elektron.
  4. Setiap subkulit elektron memiliki sub-sub kulit elektron.
Elektron tidak pernah ada diinti, elektron hanya terdapat pada orbital. Yang terdapat pada inti adalah proton, neutron, dan positron. Elektron sama dengan partikel.
  • Elektron kulit terluar yang berfungsi untuk membentuk ikatan
  • Inti atom berfungsi untuk kedudukan relatif, sebagai pusat keseimbangan
  • Semakin panjang gelombang, maka energi semakin kecil
  • Semakin dekat elektron ke inti maka semakin besar energi elektron tersebut
  • Jarak optimal antara inti dimana muatan interaksi antara elektron, dan gerakan tersebut tidak mungkin berikatan ( revolusi/ antibonding)
  • Elektron dapat berikatan dengan elektron lain yang memiliki fasa yang sama (+/-) ( atraksi/ bonding)
  • Elektron dengan energi yang rendah : stabil
  • Elektron dengan energi yang tinggi : tidak stabil


Berikut adalah perbedaan orbital molekul bonding dan antibonding:
A. Orbital Molekul Bonding
  1. Dibentuk oleh penambahan tumpang tindih
  2. Lebih stabil
  3. Energi lebih kecil
  4. Kepadatan elektron antara inti terikat lebih tinggi
B. Orbital Molekul anti-bonding
  1. Dibentuk oleh pengurangan tumpang tindih
  2. Kurang stabil
  3. Energi lebih besar
  4. Kepadatan elektron antara inti terikat lebih rendah




6 komentar:

  1. assalam. saya annisa puspa zulida-a1c115038 ingin mengajukan pertanyaan: apa yg menyebabkan elektron berpindah dari suatu lintasan ke lintasan lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wr wb, terimakasih atas pertanyaannya saudari annisa puspa

      Pada keadaan normal, elektron akan mengisi kulit-kulit dengan tingkat energi terendah, yaitu dimulai dari kulit K, L, dan seterusnya. Keadaan di mana elektron mengisi kulit-kulit dengan tingkat energi terendah disebut tingkat dasar (ground state). Jika atom mendapat energi dari luar (misalnya dipanaskan, diberi beda potensial), maka elektron akan menyerap energi yang sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan di mana ada elektron yang menempati tingkat energi yang lebih tinggi disebut keadaan tereksitasi (excited state).
      Perpindahan elektron dari tingkat energi lebih rendah ke tingkat energi lebih tinggi disertai penyerapan energi. Sebaliknya, perpindahan elektron dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih rendah disertai pelepasan energi, yaitu berupa radiasi elektromagnet. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu energi, yang harganya sama dengan selisih kedua tingkat energi tersebut

      semoga bermanfaat

      Hapus
  2. Di postingan anda menyatakan bahwa Jenis Partikel ini ada 3 yaitu: atom, molekul, dan ion. Bisakah anda jelaskan masing-masing apa yang dimaksut atom, molekul dan ion?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya saudara ikhsan

      a. Atom
      Atom merupakan bagian terkecil dari unsur. Atom bersifat tidak bermuatan (netral). Setiap unsur terdiri dari sejenis atom, artinya bahwa atom-atom unsur yang sama mempunyai sifat yang sama. Oleh sebab itu, atom unsur diberi lambang yang sama dengan lambang unsurnya.
      Jadi, atom nitrogen diberi lambang N dan atom karbon dengan lambang C. Atom unsur yang satu berbeda dengan atom unsur yang lainnya.

      b. Molekul
      Atom-atom memiliki kecenderungan stabil dengan cara mengikat atom lain yang sama atau tidak sama.
      Molekul yang terdiri dari atom-atom yang sama kita sebut molekul unsur, sedangkan yang terdiri dari atom-atom yang berbeda disebut molekul senyawa.
      Contoh:
      • molekul unsur : molekul O2, molekul H2, molekul N2, molekul Cl2.
      • molekul senyawa : molekul air (H2O); molekul gula (C6H12O6); molekul garam dapur NaCl

      c. Ion
      Ion adalah atom atau molekul yang bermuatan listrik, dapat positif maupun negatif. Ion bermuatan negatif disebut anion, terjadi karena atom atau molekul menangkap elektron, satu atau lebih. Sedangkan ion yang bermuatan positif disebut kation, terjadi karena atom atau molekul melepaskan satu atau lebih elektron. contoh Na+ K+ Mg+ Cl- Br-

      semoga bermanfaat

      Hapus
  3. assalamualaikun nia, saya ingin bertanya siapakah yang menemukan teori ketidakpastian? dan bagaimana ilmuan tersebut mengemukakan teori ketidakpastian tersebut? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam wr wb
      terimakasih pertanyaannya ayu

      jadi yang menemukan teori tersebut Yaitu heisenberg, pada tahun 1927, Werner Heisenberg menyatakan bahwa kedudukan elektron tidak dapat diketahui dengan tepat. Oleh karena itu, ia menganalisis kedudukan elektron (x) dengan momentum electron (p) untuk mengetahui kedudukan elektron.
      Hasil analisis Heisenberg, yaitu selalu terdapat ketidakpastian dalam menentukan kedudukan elektron yang dirumuskan sebagai hasil kali ketidakpastian kedudukan x dengan momentum p. Satu hal yang perlu diingat adalah hasil kali keduanya harus sama atau lebih besar dari tetapan Planck. Persamaan ini dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg yang dirumuskan sebagai berikut:
      ▲X.▲P ≥ h
      Keterangan:
      Δx = ketidakpastian kedudukan
      Δp = ketidakpastian momentum
      h = tetapan Planck

      semoga bermanfaat

      Hapus