KONFIGURASI MUTLAK DAN RELATIF
1. Relatif
(Ketentuan Fischer)
Proyeksi
fischer ini dikemukakan pada abad 19 oleh seorang ahli kimia berkebangsaan
jerman yaitu Emil Fischer. Ia mengemukakan bahwa rumus proyeksi untuk
menunjukkan penataan ruang (dari) gugus-gugus disekitar atom kiral. Karena
fischer mengembangkan rumus-rumus ini untuk menyatakan molekul gula, maka
disini akan digunaka gula tersederhana untuk menggambarkan tipe proyeksi
fischer yang lazim dipakai dewasa ini : 2,3-dihidroksipropanal (biasanya
disebut gliseraldehida) dan 2,3,4-trihidroksibutana (eritrosa). Gliseraldehida
mempunyai satu atom karbon kiral (karbon 2), sementara eritrosa mempunyai dua
karbon kiral (karbon2 dan3).
Untuk
Gliseraldehida
Untuk
Eritrosa
Dalam menggambarkan suatu proyeksi
Fischer, diandaikan bahwa molekul itu diulur (stretched) sepenuhnya dalam
bidang kertas dengan semua substituennya eklips, tanpa memperdulikan konformasi
apapun yang disukai. Rumus-rumus eritrosa tersebut diatas menunjukkan
konformasi yang digunakan untuk proyeksi Fischer. Menurut perjanjian, gugus karbonil
(atau gugus berprioritas tata nam tertinggi) diatruh pada atau didekat ujung
teratas. Jadi karbon teratas adalah karbon 1. Tiap titik potong garis
horizontal dan vertikal menyatakan sebuat atom karbon kiral. Tiap garis
horizontal melambangkan suatu ikatan ke arah pembaca, sementara garis vertikal
melambangkan ikatan kebelakang menjauhi pembaca.
Proyeksi Fischer dapat diputar 180o
dalam bidang kertas, tetapi proyeksi ini tidak boleh dijungkirbalikkan maupun
diputar dengan sembarang sudut lain. Salah satu dari dua operasi ini akan
menghapus rumus itu dari dalam proyeksi Fischer dan mengakibatkan struktur yang
salah.
Proyeksi
Fischer adalah suatu cara singkat dan mudah untuk memaparkan molekul kiral.
Oleh adanya keterbatasan proyeksi ini, seperti misalnyaketerbatasan dalam hal
rotasi proyeksi Fischer harus diterapkan dengan hati-hati. Disarankan agar
mengubah dulu proyeksi Fischer ke rumus dimensional atau bola dan pasak (atau
menggunakan model molekul) bila akan melakukan manipulasi ruang.
2. Konfigurasi Mutlak (ketetapan Chad Ingold Prelog)
Urutan
penataan keempat gugus disekitar suatu atom karbon kiral disebut Konfigurasi
Mutlak disekitar atom itu. Sepasang enantiomer mempunyai konfigurasi yang
berlawanan. Arah pemutaran bidang polarisasi cahaya oleh suatu enantiomer
adalah suatu sifat fisika. Konfigurasi mutlak suatu enantiomer adalah khas
struktur molekulnya. Tak terdapat hubungan yang sederhana antara konfigurasi
mutlak suatu enentiomer tertentu dan arah perputaran bidang polarisasi cahaya
olehnya.
Telah ditunjukkan bagaimana raha
pemutaran bidang polarisasi cahaya dapat dinyatakan oleh (+) dan (-). Toh
diperlukan juga suatu sistem untuk menyatakan konfigurasi mutlak itu. Yakni,
penataan yang sesungguhnya dari gugus-gugus disekeliling suatu karbon kiral.
Sistem itu adalah sitem (R) dan (S) atau sistem Chand Ingold Prelog. Huruf (R)
berasal dari kata latin “rectus” yang berarti “kanan”, sedangkan (S) dari kata
latin “sinister” berarti “kiri”. Atom karbon kiral apa saja mempunyai
konfigurasi (R) atau konfigurasi (S). Oleh karena itu satu enantiomer adalah
(R) dan enantimer lain adalah (S).
Dalam sistem (R) dan (S),
gugus-gugus diberi urutan prioritas, dengan menggunkan perangkat aturan yang
sama seperti yang digunakan dalam sisitem (E) dan (Z) hanya saja urutan
prioritas ini digunakan dengan craa sedikit berbeda. Untuk memberikan
konfigurasi (R) atau (S) kepada suatu karbon kiral:
- Urutkan keempat gugus (atau atom) yang terikat pada
karbon kiral itu menurut urutan prioritas atau aturan deret Chan-Ingold-Prelog
- Proyeksikan molekul itu sedemikian sehingga gugus
yang berprioritas rendah berarah kebelakang.
- Pilih gugus dengan prioritas tertinggi dan tarik
suatu anak panah bengkok ke gugus dengan prioritas tertinggi berikutnya.
- Jika anak panah ini searah dengan jarum jam , maka
konfigurasi itu adalah (R). Jika arah anak panah berlawanan dengan jarum jam
maka konfigurasi (S).
sebagai ilustrasi di ambil enantiomer-enantiomer
1-bromo-1-kloroetana.
1. Urutkan keempat gugus. Disini yang diurutkan
prioritas keempat atom itu adalah nomor atomnya: Br(tertinggi), Cl, C,
H(terendah)
2. Gambar proyeksi dengan atom berprioritas rendah (H)
ada di belakang (atom ini tertutup oleh atom karbon dalam proyeksi dibawah
ini).
3. Tarik anak panah dari atom berprioritas tertinggi
(Br) ke atom berprioritas tertinggi kedua (Cl)
4. Berikan (R) dan (S). Perhatikan bagaimana singkatan
(R) dan (S) dimasukkan dalam penamaan.
PEMISAHAN SUATU CAMPURAN RASEMIK
Suatu cara untuk memisahkan campuran
rasemik, atau sekurang-kurangnya mengisolasi satu enantiomer murni, adalah
mengolah campuran itu dengan suatu mikroorganisme, yang hanya akan mencerna
salah satu dari kedua enantiomer itu. Misalnya, (R)-nikotina murni dapat
diperoleh dari (R)(S)-nikotina dengan menginkubasi campuran rasemik itu dengan
bakteri pseudomonas putida, yang mengoksidasi (S)-nikotina, tetai tidak
(R)-enantiomer.
Teknik yang sangat umum untuk
memisahkan sepasang enantiomer ialah
mereaksikan mereka dengan suatu reagensia
kiral sehingga diperoleh sepasang produk diastereomerik. Diastereomer-diastereomer
adalah senyawa yang berlainan, dengan sifat fisika yang berlainan. Jadi,
sepasang diastereomer dapat dipisahkan oleh cara fisika biasa , seperti
kristalisasi.
Sebagai ilustrasi, (R)(S)-RCO2H
dan (S)-RCO2H ialah kedua enantiomer itu. Suatu asam karboksilat
akan bereaksi dengan suatu amina, membentuk suatu garam.
Reaksi
asam (R)(S) karboksilat dengan suatu amina, yang berupa suatu enantiomer murni,
menghasilkan sepasang garam diastereomer: garam amina dari asam (R) dan garam
amina dari asam (S).
Dalam
reaksi ini produk yang mungkin hanyalah garam-(R,S) dan garam-(S,S), yang bukan
enantiomer satu dari yang lain. Enantiomer kedua garam ini masing-masing ialah
garam-(S,R) dan garam-(R,R). Tak satupun garam ini akan terbentuk, karena hanya
digunakan (S)-amina.
Setelah pemisahan, masing-masing
garam diastereomerik ini diolah dengan basa kuat untuk memperoleh kembali
aminanya. Amina dan ion karboksilat dapat dipisahkan oleh ekstraksi dengan
pelarut seperti dietil eter (amina larut, sedang garam karboksilat tidak).
Pengasaman lapisan air akan menghasilkan asam karboksilat bebas sebagai suatu
enantiomer.
Resolusi suatu asam rasemik bergantung
pada pembentukan garam, dengan menggunakan suatu enantiomer tunggal (dari)
suatu amina kiral. Amina yang lazim digunakan ialah amfetamina, yang dapat
diperoleh sebagai enantiomer-enantiomer murni secara komersial dan strikhnina
yang terdapat dalam alam.
.
.
.
.